WELLCOME TO MY BLOG

di sini lo semua bakal dapat, liat, baca, dan sekaligus menilai coretan tangan dari seorang pendosa mengaku sebagai anak adam yang mungkin buat lo nantinya ya...., sekedar biasa (cuman buat ngisi kekosongan trus iseng nyoret-nyoret ga' penting), lumayan, bagus, jelek, atau jelek banget, ha ha ha... (garing + tengsin). tapi, apalah itu terserah apa yang ada di mind lo semua yang jelas gw secara sadar dan tanpa rasa terpaksa menulis isi di blog ini... SILAHKAN LO BACA APA YANG ADA DI SINI.
tanky bertubi-tubi

Jumat, 18 Februari 2011

KISAH PENYESALAN

“Salahkan aku yang selalu meragukan cinta dan ketulusanmu
Salahkan aku bila kini masih mengaharap engkau mau kembali
Namun engkau bukan milikku lagi
Salahkan aku, ingin kembali
Maafkan aku…, salahkan aku “ ( Nadila )

Penyesalan itu emang datangnya belakangan. Jadi , jika kita sudah memilih satu jangan lagi mencoba dengan yang lain terlebih lagi jika kita memilih seseorang itu hanya untuk dipermainkan, diduakan, ditigakan atau diempatkan. Alasannya sederhana saja, bahwa jika kita menjalani semuanya dengan bersamaan, masalah yang timbul justru berbalik menimpa kita. Tidak hanya karma, tapi kesulitan waktu untuk mereka ataupun untuk kita sendiri, belum lagi jika nanti kepergok, hubungan jadi renggang, dll.
Ini cerita tentang seseorang yang bisa dibilang “menyesal” dengan apa yang dilakukan terhadap pasangannya (pacar). Baca aja deh yah ?
Sebut saja namanya Fitri 23th. Berpacaran dengan Ifan 29 th. Mereka mulai berpacaran tahun 2009 yang lalu, pertama bertemu rasa tertarik justru ada pada si prianya sedangkan si wanitanya biasa saja. Karena pertemuan dan rasa ketertarikan itu, mulailah berkenalan , saling tukar nomor telepon, dan lain-lain seperti lumrah orang biasanya.
Setiap hari Ifan yang sering menghubungi Fitri, itu berlangsung lama sampai Fitri merasa bosan dan berpikir , seandainya Ifan menyatakan perasaanya ia akan menerima, alasannya hanya satu bahwa setelah Fitri menerima Ifan tidak akan mengganggunya seperti ini. Gayung bersambut, sampai pada saat Ifan menyatakan perasaannya dan Fitri menerima.
Harapan setelah menerima Ifan cellular Fitri tidak akan sering berdering tapi justru sebaliknya. Semakin hari semakin Fitri merasa kalau Ifan orang yang possessive, over protective jika menyangkut dengannya. Siapapun orang yang sedang dekat dengannya pasti Ifan mengintrogasi, mulai sepupu, teman, rekan kerja atau siapapun yang dilihat keluar bersamanya. Fitri mulai gerah terlebih saat Ifan berbicara masalah pernikahan.
Pikiran untuk mencari pria lain sesekali datang pada Fitri. Bukan Fitri namanya jika tidak mendapat kecengan baru dalam waktu yang tidak lama mulai dari polisi, karyawan perusahaan elit, dan lain-lain “ATM berjalan” ini alasan Fitri menerima mereka. Gaji Fitri tidaklah seberapa jika dibanding dengan hasil porotannya dari pria-pria yang menyukainya “gunakan fasilitas yang ada” hanya itu, selama tidak membuatnya rugi itu akan tetap dilakukan.
Kembali ke masalah Ifan, setelah dua tahun berpacaran desakan Ifan mengajak Fitri melangkah lebih serius semakin membuatnya males bersama Ifan, sebanyak Ifan berbicara masalah pernikahan sebanyak itupun Fitri ngeles, mengalihkan topik pembicaraan hingga terang-terangan menolak. Fitri perlahan mulai mejauhi Ifan, berbohong, ngerjain, hingga hubungan mereka benar-benar renggang.
Beberapa bulan tidak ada kabar tentang hubungan mereka, lose contact, Fitri tidak lagi berpikir tentang Ifan justru Fitri asyik menebar pesona ke kiri ke kanan. Hingga sampai pada kabar sekitar dua minggu yang lalu bahwa Ifan akan menikah, saat kabar tersebut sampai ke teling Fitri, ia seperti tidak terima. Fitri mulai mencari tau tentang wanita yang akan menikah dengan Ifan, sejak kapan mereka berhubungan hingga akhirnya sampai ke tahap ini.
Usut punya usut, ternyata si wanita bernama Wina yang sekitar tujuh bulan terakhir berhubungan serius dengan Ifan. Fitri menengarai wanita itu mulai masuk saat hubungan mereka renggang “mungkin, abang ga’ lagi nguhubungin gw karna udah jalan ama tuh cwe’”. Entah Fitri dapat kabar dari mana bahwa wanita itu yang ngebet banget sama Ifan, mulai dari nyari lahan buat usaha, ini, itu, semuanya harus sama Ifan.
“gw sebenarnya ga’ rela abang nikah ama tuh cwe’, tapi kalo ama gw, gw juga ga’ mau”. Semakin ke sini Fitri semakin gamang menetukan sikap, antara rela dan tidak melepas Ifan untuk bersama wanita lain. Sekarang justru Fitri tidak tau harus bagaimana menyikapi persaannya, di satu sisi dia belum siap melihat Ifan bersama orang lain, tapi jika bersamanya status mereka harus jelas dan itu yang memberatkan Fitri untuk berhubungan dengan Ifan.

By: dadarguling95@yahoo.com. Mansy. Siroj Priamitra. 17 Februari 2011, 10.46pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar