WELLCOME TO MY BLOG

di sini lo semua bakal dapat, liat, baca, dan sekaligus menilai coretan tangan dari seorang pendosa mengaku sebagai anak adam yang mungkin buat lo nantinya ya...., sekedar biasa (cuman buat ngisi kekosongan trus iseng nyoret-nyoret ga' penting), lumayan, bagus, jelek, atau jelek banget, ha ha ha... (garing + tengsin). tapi, apalah itu terserah apa yang ada di mind lo semua yang jelas gw secara sadar dan tanpa rasa terpaksa menulis isi di blog ini... SILAHKAN LO BACA APA YANG ADA DI SINI.
tanky bertubi-tubi

Sabtu, 26 Maret 2011

KAU, ANAKMU DAN OBAT KUAT

Obat kuat, apa yang ada di pikiran anda?
Hahahaha… ngejol men!!!
Di satu tepian jalan raya di desa kecil pinggiran kota ada salah satu kios kecil yang menjual peralatan nelayan, mesin, listrik, pakan unggas, alat tulis dan obat-obatan, salah satunya ada obat yang dijual rahasia. Eitss…, jangan kasi tau orang lain itu “obat kuat”, ngejol men! Hahahahaha… (ketawa dulu yuk)
Setiap malam pasti saja ada yang mencari obat itu, mulai dari Urat madu, Madu Lanang, Galak, Pil Kuda, dll. Yang mencari obat ini macem-macem, orang tua, muda, setengah tua, ampe tua beneran. Dari yang beristri, duda, belum beristri, nelayan, tukang ojek, wirausaha sampai kepla desa sebelah menjadi pelanggan setia obat kuat yang hanya dijual di kios ini. Malam ini sudah dua orang yang datang membeli obat kuat yang berbeda.
1. Pak Wani, laki-laki setengah baya umurnya kira-kira 55 tahun. Saya tidak tau asalnya dari mana yang jelas ketika saya ada di kios itu hampir sekali tiga malam pasti datang membeli Urat Madu. Dia tidak mau membeli obat yang lain selain Urat Madu, katanya obat tersebut sangat cocok untuk dia, pas, mantep. Pernah lagi dia ditipu oleh orang masalah obat yang harganya sama dengan yang biasa dibeli, tapi manfaat dan efek yang ditimbulkan tidak sama. “ka i kelo ku ling tau, aidah semata mo. Iyo o, opmoku buya token len, ningka bae ti. Apa keras ku rasi ke mido sa o…” (ane ketipu ame orang, busset dah. Karang nih ye, ga’ lagi deh ane nyari ke tempat yang laen, di mari aje. Soalnya udah klop banget ame nih obat). Sebelum saya menulis init uh orang baru dari kios yang saya maksud.
2. Nama desanya Dasan Anyar, desa sebelah di sana ada beberapa orang yang saya kenal, mulai dari Ani teman kuliah saya, Fini adiknya Ani, Sari yang menikah dengan orang dari desa tersebut, Risdianto teman kuliah yang juga kakak iparnya Sari, Pak sulaiman guru saya semasa SD dulu yang sekarang menjadi partner kerja, dll (ga’ ngambung yah?) dan satu orang yag sangat berkaitan dengan tulisan ini adalah Jack, kepala desanya. Udah punya istri sih tapi udah uzur (ga’ kuat alias ga’ bisa lagi ngelayanin suami di ranjang kali yah, hahahaha…) tapi ini jujur, bapak yang satu ini selalu datang dengan kijang hijaunya, obat favoritnya adalah Urat Madu tapi pernah beberapa kali mencoba Madu Lanang (serepan kalo Urat Madunya abis) tapi malam ini biasa yang dibeli Urat Madu, dua botol energy drink plus obat multivitamin (lengkap sudah). Oh ya, ada cerita pedagang di kios itu dengan bapak ini. Sebenarnya yang menjaga kios waktu itu adalah anak dari pemilik kios. Pak Jack, lama berdiri di depan kios, sesekali melihat ke dalam kios, mungkin yang dia lihat bukan yang punya kios yang selalu ditemuinya jadi cukup lama menyapa si anak. “lo handuk berek?” (handuk sobek ada ga’?) si anak pemilik kios mulai bingung, yaiyalah, kan di kios itu isinya peralatan mancing, mesin dan barang berat yang lain. Makanan aja ga’ ada apalagi handuk sobek. Tapi tidak lama langsung mengerti dengan barang yang dicari bapak ini.
3. Ada juga pak Memet tukang ojek yang dari dusun tetangga, rumahnya kira-kira 1,5 kilometer jauhnya dari kios tersebut. Orangnya lumayan tua, satau saya sudah punya 3 orang anak yang sudah dewasa. Obat favoritnya adalah Galak, awalnya bapak ini berbicara dengan yang punya kios di bangku depan kios, tidak lama setelahnya meminta si anak agar memberinya galak, itupun uang yang dibawa bapak ini kurang. Tua-tua keladi!
4. Sedikit berbeda dengan pak memet, bapak yang satu ini namanya pan ucok, rumahnya tidak jauh dari kios penjual obat, badannya sehat, umur kira-kira menginjak kepala enam, obat yang selalu diincarnya Madu lanang yang harganya Rp.25.000 tapi akhir-akhir ini pak Ucok tidak pernah lagi datang membeli Madu Lanang
5. Pak Janib, tidak pernah membeli obat sih, tapi baru malam ini saya mendengar dia menyebut obat kuat. Awalnya mau mancing, jadi tujuan mulanya ke kios untuk membeli peralatan memancingnya. Saat mau pergi bapak ini bertanya kebetulan yang sedang di kios adalah anak dari pemilik kios “di sini ada obat kuat!?” katanya tiba-tiba, berhubung yang ditanya tidak terlalu jelas mendengar, si anak kembali bertanya tentang pertanyaan yang tadi akhirnya si bapak mempertegas pertanyaannya “ada obat (sorry) ngentot ga’?” tanyanya jelas. Katanya sih mau membeli obat itu bukan untuk dimimun sendiri tapi untuk anaknya yang sebentar lagi nikah, karena sudah dua hari anak lelakinya membawa lari (mengajak kawin lari) anak gadis orang.

Ini aja yah… sampai ketemu di tulisan selanjutnya dengan topic yang berbeda..


By: dadarguling95@yahoo.com / manusaallorya@ymail.com
Mansy. siroj Priamitra, 23 maret 2011, 12.21am.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar