Murung memendung awan
Memilukan mega di taman kelabu
Lalu angin datang mengalun kecewa
Membiarkan senyum tertutup debu
Wajah dahulu cerah yang memegah
Membuai setiap nadi yang terlewat
Seketika gelisah mulai tiba tak mengiba
Membuyarkan semua asa dan pikiran
Memekakkan mata dan telinga
Kasian melatiku,
Putihnya kini tertitik noda
Tipis memang,
Tapi begitu jelas sejauh indra melihat
Sendu di raut jelita
Yang kini hanya bisa memuram
Mencoba melepaskan penat
Yang sengaja terlekat didadanya
Apa yang memberatkan batinnya
Apa pula yang menahan langkahnya
Andai saja tak ada yang memasung jiwanya
Tak akan kubiarkan ada sendu di raut jelitanya
By: dadarguling95@yahoo.com. Mansy. siroj Priamitra. Sabtu, 22-01-2011. 08.27pm, 11.50pm
Derap langkah manusia menjadi memori yang tertulis dalam buku harian Tuhan, tanpa kita sadari segala sesuatu yang terjadi. Tapi ingatlah, Tuhan tidak pernah tidur
WELLCOME TO MY BLOG
di sini lo semua bakal dapat, liat, baca, dan sekaligus menilai coretan tangan dari seorang pendosa mengaku sebagai anak adam yang mungkin buat lo nantinya ya...., sekedar biasa (cuman buat ngisi kekosongan trus iseng nyoret-nyoret ga' penting), lumayan, bagus, jelek, atau jelek banget, ha ha ha... (garing + tengsin). tapi, apalah itu terserah apa yang ada di mind lo semua yang jelas gw secara sadar dan tanpa rasa terpaksa menulis isi di blog ini... SILAHKAN LO BACA APA YANG ADA DI SINI.
tanky bertubi-tubi
tanky bertubi-tubi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar