This is the short story.
Ceritanya dimulai dari jalan raya, pagi itu sekitar jam 9 pagi ketika mobil patroli polisi melintas di jalan raya di lingkungan tempat tinggal gw, seperti hari-hari biasanya ibu-ibu lagi pada jual ikan. Ketika seorang mulai mengenal sosok yang ada di atas mobil patroli tersebut dan mencoba memberi tau salah seorang keluarganya yang kebetulan ada di tempat tersebut..
Situasi mulai geger bin heboh, keluarga dedy mulai bingung, khawatir, linglung dan semua perasaan yang campur aduk jadi satu serasa ga’ percaya. Bagaimana ga’, di kesehariannya Dedy dikenal sebagai anak yang biasa-biasa aja dan rasanya ga’ mungkin ngelakuin tindakan yang diluar batas kewajaran.
Rasa ga’ percaya semakin mengaduk saat mobil ambulan berhenti di depan toko di jalan raya tempat biasa ibu-ibu berjualan ikan. Seorang perawat, Dewi, yang kebetulan adik dari pemilik toko tersebut turun dari mobil ambulan sekedar membeli air minum. Seorang yang tadi mengenal sosk Dedy di atas mobil patrol npolisi bertanya pada perawat tersebut “pasien dari mana, Wi”.” Tanyanya sambil penasaran dengan mencoba mengintip dari kaca luar ambulan “oh, itu ibu yang dipukul sama Dedy itu. Karang mau dibawa ke Mataram” jawabnya.
Haa…?@3<./^&%:’..
(seolah ga’ percaya ) seorang dedy yang kemayu bisa kalap seperti itu, kondisi wanita itu bukan saja dipukul tapi lebih ke “dianiaya”
Setelah itu banyak cerita yang beredar dari, ibu-ibu (biasalah, ngegosip), bapak-bapak (gosipnya lebih positif)… di pasar, depan rumah, warung, begkel, semuanya lagi pada sibuk ngomongin masalah ini.
Ada yang bilang si wanita tersebut tidak hanya dipukul tapi diseret dengan lilitan kabel setrika di lehernya, di pukul di kamar mandi, kepalanya dimasukin ke bak mandi, kedua telinganya berdarah, matanya lebam, dll. (stress ga’ Lo!?). rasanya ga’ percaya kalo seorang Dedy yang kemayu bisa ngelakuin hal seperti itu, (ngeri deh gw)
Oh ya, Dedy seorang karyawan alias pegawai di sebuah decoration organizer. Jadi praduganya dia ngelakuin itu karena gajinya belum turun alias belom dikasih ama istri bosnya. Di lain sisi si korban (istri si bosnya) dikenal sebagai orang yang pelit, sering menahan fee yang merupakan hak pegawainya. Ada juga yang bilang Dedy ga’ terima dituduh mencuri barang yang ada di rumah si bos (sejak bekerja, Dedy tinggal di rumah bos nya) karena kebanyakan pegawai sebelumnya sering mencatut barang-barang dekor yang ada untuk dijual.
Waktu kejadian korban terdengar mointa tolong oleh warga sekitar rumah (TKP, gw udah kayak detektif yang gimana gitu). Tapi warga sekitar mengira hal tersebut biasa karena biasanya rumah tersebut sering ribut bermain. Saat teriakan minta tolong sering terdengar salah seorang warga mulai ngerasa memang ada yang minta tolong beneran. Saat warga tau kejadian tersebut massa juga marah dan memukul Dedy, katanya Dedy sempat lari ke bukit di seberang sungai dekat rumah (TKP) beruntung banyak aparat yang datang ke tempat kejadian (mungkin sebelumnya sewaktu masa ngamuk, ada yang ngelapor kale ya…). Selanjutnya gw ga’ tau lagi, itu sih dari ceritanya ibu-ibu yang ngebangunin gw tidur tadi sore… (rempong deh cin)
Kabar terakhir Dedy sudah ada di resort seengga’nya dia aman di sana. Sedangkan si korban lagi on the way ke rumah sakir yang lumayan besar di Mataram untuk mendapatkan pengobatan
Masalah cerita dan kejadian yang sebenarnya no one knows… di sini masih bisa mengira dan menerka-nerka
Sekarang hanya tinggal menunggu kabar dan berusaha mencari kabar dan solusi dari masalah ini.
Pasrah…!!!
By: dadarguling95@yahoo.com . Mansy. Siroj priamitra Jum’at, 14 Jan ‘11/ 09.54pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar